SEJARAH SINGKAT
MARGA BUNGA MAYANG SUNGKAI
By : Rovel Rinaldi,
SHI
Sumber Buku Panduan
Marga Bunga Mayang Sungkai
Marga Bunga Mayang
Sungkai yang beradat pepadun sudah ada jauh sebelum pemerintah Kolonial Belanda
menguasai Lampung Utara. Kala itu salah satu paksi dari marga tersebut dipimpin
oeh seorang Adipti yang bergelar Dipati Wirabumi. Pusat pemerintahannya berada
di Negri Ujung Karang ( Saat ini berada di Ibu Kota Kecamatan Muara Sungkai ). Pemerintah
Koloniak Belanda mengakui wilayah Marga Bungan Mayang sungkai lewat Besluit
Resuden Nomor 93/AA Tahun 1928. Daerahnya berbatasan dengan empat marga
lainnya, Yakni :
- Sebelah Timur dengan Marga Buwai Bulan Udik
- Sebelah selatan dengan Marga Buwai Nunyai
- sSebelah Barat dengan Marga Rebang
- Sebelah Utara dengan Buwai Lima ( Way Kanan )
Wilayah Marga Bunga Mayang Sungkai pernah menjadi lokasi Tranmigrasi
spontan lewat Resetlement pada tahun 1979 dan Tahun 1984 sehingga membuat Marga
Sungkai Bunga Mayang lebih Heterogen dengan interaksi antara masyrakat pribumi
da pendatang dalam membangun sungkai tercnta.Yang pada saat ini Sungkai sudah
terbagi menjadi delapan kecamatan yakni Sungkai Utara,Sungkai Selatan, Sungkai
Tengah, Sungkai Barat, Sungkai Jaya, Muara Sungkai, Bunga Mayang dan Huu
Sungkai.
Makin lama Adat Istiadat makin diabaikan dalam kehidupan bermasyrakat
sehari – hari . Kegiatan dat akhirnya cuman tersisa pada saat upcara
perkawinan.Generasi mud mengira bahwa dat hanya engatur mengenai perkawinan.
Bertolak dari kenyataan tersebut , Masyarakat Adat Marga Bunga Mayang Sungkai
menyatukan kembali Visi & misi agar sejalan dengan semangat Era Reformasi.
Masyarakat Marga Bunga Mayang memeluk Agama Islam. Lquran dan Hadits Nabi
Muhammad SAW menjadi pandangan hidup. Setiap orang yang akan melaksanakan
upacara Adat harus memeluk Agama Islam .Selain itu masyrakat Adat juga mengenal
kebiasaan atau kepribadian Fiil misil. Sekarang Masyrakat sudah banyak
mengalami perubahan pola berfikir sebagai dampak positif makin majunya ilmu
pengetahuan dan kepentingan yang kian beragam . Adnya perkembangan terebut
dapat memperkuat adapt istuiadat sehingga bias diolah menjadi sebuah kekuatan
yang dasyat untuk membangun masyrakat itusendiri. Sehingga semangat pembangunan
bias tetap berpijak pada kepribadian atau cirri khasAdat dan Budaya Nasional
itu sendiri.
Berdasarkan
pemikiran tersebut, Masyrakat Adat Marga Bunga Mayang Sungkai sepakat bersama
–sama mencari jalan terbaik agar kekeliruan yang berdampak negatif dan
mengancam punahnya nilai Adat dan Budaya dapat dibendung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar