Kamis, 10 Mei 2012

SEJARAH MARGA SUNGKAI BUNGA MAYANG

SEJARAH SINGKAT MARGA BUNGA MAYANG SUNGKAI
By : Rovel Rinaldi, SHI
Sumber Buku Panduan Marga Bunga Mayang Sungkai

Marga Bunga Mayang Sungkai yang beradat pepadun sudah ada jauh sebelum pemerintah Kolonial Belanda menguasai Lampung Utara. Kala itu salah satu paksi dari marga tersebut dipimpin oeh seorang Adipti yang bergelar Dipati Wirabumi. Pusat pemerintahannya berada di Negri Ujung Karang ( Saat ini berada di Ibu Kota Kecamatan Muara Sungkai ). Pemerintah Koloniak Belanda mengakui wilayah Marga Bungan Mayang sungkai lewat Besluit Resuden Nomor 93/AA Tahun 1928. Daerahnya berbatasan dengan empat marga lainnya, Yakni :

  1. Sebelah Timur dengan Marga Buwai Bulan Udik
  2. Sebelah selatan dengan Marga Buwai Nunyai
  3. sSebelah Barat dengan Marga Rebang
  4. Sebelah Utara dengan Buwai Lima ( Way Kanan )

Wilayah Marga Bunga Mayang Sungkai pernah menjadi lokasi Tranmigrasi spontan lewat Resetlement pada tahun 1979 dan Tahun 1984 sehingga membuat Marga Sungkai Bunga Mayang lebih Heterogen dengan interaksi antara masyrakat pribumi da pendatang dalam membangun sungkai tercnta.Yang pada saat ini Sungkai sudah terbagi menjadi delapan kecamatan yakni Sungkai Utara,Sungkai Selatan, Sungkai Tengah, Sungkai Barat, Sungkai Jaya, Muara Sungkai, Bunga Mayang dan Huu Sungkai.
           
Makin lama Adat Istiadat makin diabaikan dalam kehidupan bermasyrakat sehari – hari . Kegiatan dat akhirnya cuman tersisa pada saat upcara perkawinan.Generasi mud mengira bahwa dat hanya engatur mengenai perkawinan. Bertolak dari kenyataan tersebut , Masyarakat Adat Marga Bunga Mayang Sungkai menyatukan kembali Visi & misi agar sejalan dengan semangat Era Reformasi.

Masyarakat Marga Bunga Mayang memeluk Agama Islam. Lquran dan Hadits Nabi Muhammad SAW menjadi pandangan hidup. Setiap orang yang akan melaksanakan upacara Adat harus memeluk Agama Islam .Selain itu masyrakat Adat juga mengenal kebiasaan atau kepribadian Fiil misil. Sekarang Masyrakat sudah banyak mengalami perubahan pola berfikir sebagai dampak positif makin majunya ilmu pengetahuan dan kepentingan yang kian beragam . Adnya perkembangan terebut dapat memperkuat adapt istuiadat sehingga bias diolah menjadi sebuah kekuatan yang dasyat untuk membangun masyrakat itusendiri. Sehingga semangat pembangunan bias tetap berpijak pada kepribadian atau cirri khasAdat dan Budaya Nasional itu sendiri.

Berdasarkan pemikiran tersebut, Masyrakat Adat Marga Bunga Mayang Sungkai sepakat bersama –sama mencari jalan terbaik agar kekeliruan yang berdampak negatif dan mengancam punahnya nilai Adat dan Budaya dapat dibendung.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar